Sayangnya, hingga kini yang mereka temui hanyalah dinding sunyi. Tanpa forum substantif, DPRD dinilai kian menjauh dari rakyat dan gagal menjadi jembatan antara masyarakat dan kebijakan.

Kepemimpinan muda kerap dielu-elukan sebagai simbol perubahan. Namun, Rifaldi justru menunjukkan betapa jargon itu rapuh jika tidak diiringi keseriusan. Satu tahun sudah cukup untuk menilai arah kepemimpinannya.

Dan sejauh ini, publik lebih banyak menyaksikan ruang dialog publik yang hilang, serta seorang Ketua DPRD yang tampak lebih sibuk menjaga kursi ketimbang menjawab panggilan rakyat.

Jika kondisi ini terus berlanjut, wajar bila masyarakat mulai bertanya: apakah Rifaldi benar lahir untuk membela rakyat, atau hanya menambah daftar panjang politisi simbolik yang hadir tanpa makna?

Baca juga:  Lakon Ironi: Ketika Pendidikan Dipangkas Demi Ilusi Prioritas

Penulis Merupkan Ketua Himpunan Mahasiswa Pelajar Sungai Manau Lamo (HMPSUMAL) – Jambi