Bima juga mengingatkan agar pembangunan infrastruktur tidak dikesampingkan meski ada efisiensi anggaran. Ia mendorong daerah mencari cara kreatif untuk meningkatkan PAD, termasuk menyehatkan BUMD dan menggandeng swasta.

“BUMD harus disehatkan, kualitas BUMD yang tidak sehat teman-teman harus mendorong agar memiliki jiwa entrepreneur. Harus ada upaya kreatif menyehatkan BUMD, memanfaatkan aset, dan bermitra dengan swasta,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus APEKSI sekaligus Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan perlunya pembagian Transfer ke Daerah (TKD) berdasarkan kekuatan fiskal masing-masing daerah.

“Kalau Surabaya PAD-nya 72 persen, tapi ada kota yang hanya di bawah 35 persen. Maka, saya berharap TKD tidak dibagi rata, tapi berdasarkan penguatan fiskal di masing-masing daerah,” ujarnya.

Baca juga:  Kejuaraan Pencak Silat Piala Wali Kota Jambi 2025 Resmi Dibuka, 977 Atlet Berebut Piala Bergilir

Eri menambahkan, rencana kenaikan alokasi TKD sebesar Rp43 triliun tidak akan memengaruhi standar pelayanan publik di daerah. “Kami sampaikan apa yang sudah dilakukan masing-masing kota, mulai optimalisasi BUMD hingga pemanfaatan aset. Itu semua didukung oleh beliau (Mendagri),” katanya.

Diketahui, sehari sebelum audiensi dengan Mendagri, APEKSI lebih dulu menggelar Rapat Gabungan Pengurus di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Forum internal tersebut menjadi ajang konsolidasi untuk menyatukan sikap dan menyiapkan masukan yang kemudian dibawa dalam pertemuan resmi bersama pemerintah pusat.

(AAS)