TANYAFAKTA.CO, JAMBI – Komunitas pecinta laboratorium Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi kembali berbagi ilmu bermanfaat. Pada Sabtu (20/9), mereka menggelar pelatihan pembuatan sabun bagi ibu-ibu PKK Desa Simpang Sungai Duren. Kegiatan ini terasa istimewa karena materi pada pemanfaatan limbah minyak goreng yang sering terbuang percuma. Dengan demikian, pelatihan tidak hanya memberi pengetahuan baru, tetapi juga menghadirkan solusi ramah lingkungan.
Menurut Laboran FTK UIN STS Jambi, Rita Syafitri, kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa. Ia menjelaskan bahwa dirinya berperan sebagai fasilitator, sementara aktivitas utama dijalankan oleh dosen dan mahasiswa.
Lebih lanjut, Rita menekankan tujuan utama pelatihan, yakni mengajarkan masyarakat cara mengolah limbah rumah tangga menjadi produk bermanfaat.
“Kami ingin ibu-ibu tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga mencoba langsung prosesnya,” ujarnya.
Selain itu, pelatihan menghadirkan narasumber dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN STS Jambi, Hesty. Dalam sesi penyampaian materi, Hesty memaparkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sabun. Ia juga menjelaskan secara detail langkah-langkah pembuatannya agar mudah dipraktikkan di rumah.
Para peserta tampak antusias mengikuti setiap penjelasan. Bahkan, sebagian ibu-ibu mencatat resep sabun buatan tangan agar bisa diulang mandiri. Dengan demikian, mereka tidak hanya memperoleh ilmu baru, tetapi juga keterampilan yang bisa membantu perekonomian keluarga.
Di sisi lain, apresiasi datang dari Ibu Purnama Yusnardi Ketua PKK desa Simpang Sungai Duren, Ia mengucapkan terimakasih kepada pengurus PKK RT 02 Simpang Sungai Duren. Ia merasa bersyukur atas kehadiran tim UIN STS Jambi. Menurutnya, kegiatan PKK bulan ini terasa berbeda karena diisi dengan pembelajaran praktis. “Saya ingin kegiatan PKK diisi dengan hal-hal seperti ini, agar ibu-ibu menambah ilmu,” ungkapnya dengan senyum.
Melalui kegiatan ini, UIN STS Jambi menunjukkan komitmen untuk terus hadir di tengah masyarakat. Dengan memberikan pelatihan yang aplikatif, kampus tidak hanya mendidik mahasiswa, tetapi juga memberdayakan warga. Dengan demikian, pelatihan sederhana ini berhasil menjembatani ilmu kampus dengan kebutuhan masyarakat. Harapannya, kegiatan serupa dapat rutin dilakukan demi peningkatan pengetahuan dan kesejahteraan bersama.(*)


Tinggalkan Balasan