“Menemui massa aksi saja nggak berani, malah gak ada di tempat. Hal sepele kayak gini saja dia nggak bisa hadapi, bagaimana bisa menyelesaikan persoalan agraria yang jauh lebih kompleks?” tegas Tulus.

Saat diwawancarai usai orasi, Tulus menegaskan kembali bahwa DPP GMNI tidak akan mundur. Ia menyebut pencopotan Nusron Wahid sebagai tuntutan harga mati. Bila tuntutan mereka tidak direspons, DPP GMNI siap menggelar aksi lanjutan dengan skala yang jauh lebih besar.

“Jika Presiden Prabowo tetap diam, kami akan kembali dengan massa yang lebih besar! Saya akan terus memimpin gerakan ini sampai Nusron Wahid dievaluasi dan dicopot dari kursinya,” tegasnya.

Aksi ini mencerminkan kegelisahan publik yang semakin meluas atas lambannya penyelesaian konflik agraria dan buruknya tata kelola pertanahan di bawah kepemimpinan Nusron Wahid. Presiden Prabowo kini dihadapkan pada pilihan sulit: merespons desakan rakyat atau mempertahankan menteri yang dianggap gagal oleh sebagian elemen masyarakat. (*)

Baca juga:  Presiden Prabowo Panggil Menteri ATR, Tata Kelola Pertanahan Jadi Perhatian