TANYAFAKTA.CO, JAMBI – Pemerintah Kota Jambi terus berinovasi dalam mengatasi persoalan banjir sekaligus memperluas ruang publik bagi masyarakat.
Salah satu langkah strategisnya adalah pembangunan Kolam Retensi Griya Lingga Permai, yang kini juga dikembangkan menjadi danau wisata ramah lingkungan.
Kolam retensi ini berlokasi di Paal 5 Kota Jambi, tepat di belakang Pasar Buah Paal 5, dan dirancang tidak hanya untuk pengendalian banjir, tetapi juga untuk memberikan nilai tambah sosial dan ekonomi bagi warga sekitar.
Wali Kota Jambi Dr.dr.H. Maulana,MKM mengatakan, danau tersebut diharapkan menjadi solusi dalam mengendalikan genangan sekaligus menghadirkan ruang wisata baru bagi masyarakat.
“Kami ingin proyek ini tidak hanya menyelesaikan masalah drainase dan genangan, tetapi juga memberi nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Nantinya, kawasan ini bisa menjadi tempat rekreasi, olahraga air, sekaligus paru-paru kota,” ujar Maulana saat menghadiri launching SiRekap di Aula Bappeda Kota Jambi, Kamis (9/10/2025).

Diketahui, Danau yang diproyeksikan selesai pada Bulan Mei Tahun 2026 mendatang ini akan memiliki luas sekitar 83.000 meter persegi dengan kedalaman rata-rata 1,8 meter dan volume tampungan air mencapai 99.600 meter kubik.
Adapun kebutuhan lahan yang akan dibebaskan untuk keseluruhan kawasan mencapai 97.053 meter persegi atau sekitar 9 hektare, dengan total anggaran sebesar Rp75 miliar.
“Alhamdulillah walaupun dengan keterbatasan anggaran dan dengan kegigihan kita bersama, sekarang dana Rp75 miliar sudah terkumpul. Rp45 miliar dari pusat, Rp25 miliar dari Pemerintah Provinsi Jambi, dan Rp5 miliar dari Kota Jambi,” ungkap Maulana.
Selain berfungsi menampung air hujan dan limpasan dari kawasan sekitarnya, kolam ini juga akan dilengkapi dengan jalur pedestrian, taman kota, area kuliner, dan arena olahraga air.
“Apabila danau ini bisa terealisasi, Kota Jambi akan punya arena wisata yang indah, ekonomi tumbuh, tersedia area olahraga seperti jogging track sepanjang 2 kilometer dengan lebar 5 meter, dan setiap 50 meter ada lampu,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai potensi konflik yang akan terjadi dalam pembuatan danau ini, terlebih saat aktivitas pembebasan lahan, Maulana menegaskan akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat.
“Potensi konfliknya ini kemungkinan bakal datang dari hal soal kepemilikan, misalnya ibunya sudah meninggal, tinggal anaknya, baik itu soal batas, akan tetapi setelah akhir-akhir ini kita gelar pertemuan masyarakat sudah membawa dokumen,” tuturnya.
Lebih jauh, Maulana berharap kolam retensi ini akan menjadi ikon baru wisata air Kota Jambi, sebanding dengan danau buatan di kota-kota besar lain di Indonesia.
“Mohon doanya supaya semua prosesnya berjalan lancar. Kita harapkan kawasan ini bisa menjadi ikon baru wisata air di Kota Jambi. Ini akan memperindah wajah kota dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” tuturnya.
Dengan adanya danau 9 hektar ini, kata Maulana bisa mengurangi dampak banjir sekitar 60 persen.
Ia juga menegaskan, pembangunan kolam retensi tersebut akan dilaksanakan secara bertahap dengan memperhatikan aspek sosial, lingkungan, dan keselamatan warga.
“Kita tetap menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan warga sekitar mendapatkan manfaat langsung,” tutup Maulana. (AAS)


Tinggalkan Balasan