Oleh : Dr. Noviardi Ferzi
TANYAFAKTA.CO – Kaim bahwa digitalisasi otomatis menjadi motor ekonomi Jambi perlu dikritisi secara ilmiah dan logis. Digitalisasi memang memberi peluang efisiensi transaksi dan perluasan akses pasar, namun tidak bisa dianggap sebagai satu-satunya penggerak pertumbuhan ekonomi.
Data empiris menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan II 2025 hanya 4,99%, relatif moderat dan masih bergantung pada faktor eksternal seperti sektor pertambangan. Artinya, digitalisasi perbankan dan transaksi non-tunai belum berkontribusi signifikan terhadap penciptaan nilai tambah riil di sektor produktif, terutama industri, pertanian, dan manufaktur.
Literatur ekonomi pembangunan menjelaskan bahwa digitalisasi baru berdampak optimal jika diiringi peningkatan kapasitas sumber daya manusia, infrastruktur digital yang merata, dan dukungan regulasi yang melindungi pelaku UMKM dari dominasi platform besar (Brynjolfsson & McAfee, 2014).
Tanpa itu, digitalisasi justru berpotensi memperlebar kesenjangan karena hanya dinikmati oleh masyarakat urban dan pelaku usaha menengah ke atas, sementara sebagian besar masyarakat pedesaan Jambi masih menghadapi keterbatasan akses internet, literasi digital, serta modal usaha.
Penggunaan QRIS dan sistem pembayaran digital memang meningkat, tetapi dominan pada transaksi konsumtif, bukan produktif. Jika digitalisasi hanya difokuskan pada konsumsi tanpa memperkuat basis produksi lokal, maka efek multiplier terhadap ekonomi daerah sangat terbatas.
Menurut studi Bank Dunia (2020), digitalisasi ekonomi hanya akan berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan apabila mendorong transformasi struktur produksi, inovasi, serta integrasi UMKM dalam rantai pasok nasional dan global.
Selain itu, stabilitas inflasi yang disebut sebagai keberhasilan digitalisasi sebenarnya lebih banyak ditentukan oleh faktor distribusi barang dan kebijakan fiskal maupun moneter, bukan semata digitalisasi pembayaran.
Dengan demikian, klaim bahwa digitalisasi merupakan motor utama ekonomi Jambi perlu diluruskan: digitalisasi hanyalah instrumen pendukung yang efektif apabila dibarengi pembangunan sektor riil, pemerataan infrastruktur, peningkatan keterampilan tenaga kerja, serta kebijakan ekonomi yang inklusif.
Daftar Pustaka
Brynjolfsson, E., & McAfee, A. (2014). The Second Machine Age: Work, Progress, and Prosperity in a Time of Brilliant Technologies. New York: W.W. Norton & Company.
World Bank. (2020). World Development Report 2020: Trading for Development in the Age of Global Value Chains. Washington, DC: World Bank.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2025). Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi Triwulan II 2025. Jakarta: BPS.
Bank Indonesia. (2024). Laporan Perekonomian Indonesia 2024. Jakarta: Bank Indonesia.


Tinggalkan Balasan