TANYAFAKTA.ID – Di bawah sorot lampu debat terakhir, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi, Maulana-Diza, hadir dengan aura seorang pemimpin modern yang penuh visi, membawa harapan konkret untuk masa depan kota. Seperti pungguk merindukan bulan, demikianlah gambaran nyata bagi pasangan H. Abdul Rahman (HAR) dan Muhammad Guntur yang tampak tenggelam dalam retorika kosong dan sikap yang memudar. Di antara dua wajah yang tampil di atas panggung ini, terlihat jelas mana pasangan yang mengerti denyut nadi Kota Jambi dan mana yang hanya bermain bayang-bayang.
Maulana-Diza tidak hanya datang dengan gagasan, namun dengan cetak biru yang meyakinkan. Setiap kata yang mereka ucapkan mengalir dengan keteraturan yang mencerminkan pemahaman mendalam tentang apa yang kota ini butuhkan. Gagasan mereka bukan sekadar janji, melainkan narasi masa depan yang didasarkan pada pemahaman mendalam tentang struktur sosial dan ekonomi kota, serta dinamika yang hidup di balik hiruk-pikuk kota Jambi. Mereka berbicara tidak hanya dengan data, tapi dengan rasa, rasa peduli yang tulus dan niat untuk mengantar kota ini menuju era keemasan yang baru.
Sementara itu, HAR-Guntur berdiri di sana, gagap menghadapi kompleksitas pertanyaan, seakan mereka hanya melihat kota ini dari kejauhan tanpa memahami substansi permasalahan yang ada. Penampilan mereka memancarkan ketidakmampuan untuk menggali hal-hal yang hakiki. Gestur tubuh yang tidak meyakinkan, kalimat yang kaku, dan retorika yang membosankan semakin menegaskan bahwa mereka berada di panggung ini tanpa pijakan yang kokoh. Apalagi, gestur politik yang kerap meleset dalam debat semakin membangun tembok di antara mereka dan masyarakat kota Jambi yang cerdas, yang telah lelah dengan pemimpin yang menawarkan kertas kosong tanpa makna.
Sejatinya, kepemimpinan adalah tentang kemampuan membaca, memahami, dan merespons kebutuhan rakyat, bukan sekadar panggung tempat memamerkan keangkuhan yang kosong. Di sisi lain, Maulana-Diza menampilkan dirinya sebagai pemimpin yang mampu mengimbangi dinamika zaman, mengerti tuntutan zaman digital, dan berpikir jauh ke depan. Wajah-wajah mereka adalah wajah masa depan Kota Jambi yang Bahagia, penuh inovasi, dan membawa optimisme. Dengan pemikiran yang matang dan komunikasi yang kuat, mereka telah membuktikan bahwa mereka tidak hanya siap memimpin tetapi juga siap untuk merangkul masyarakat dan mengajak seluruh lapisan untuk bergerak bersama dalam membangun kota ini.
Tinggalkan Balasan