TANYAFAKTA.CO – Pada awal 2025, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang menginstruksikan efisiensi anggaran di berbagai kementerian, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Keputusan ini berdampak langsung pada berbagai program pendidikan, seperti bantuan operasional sekolah (BOS), beasiswa, serta subsidi bagi perguruan tinggi negeri.
Kebijakan efisiensi anggaran dalam pendidikan bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan dana tanpa mengurangi alokasi minimal 20% dari APBN yang telah diamanatkan, sehingga anggaran tetap diprioritaskan untuk program-program penting seperti beasiswa KIP Kuliah, Program Indonesia Pintar (PIP), dan tunjangan guru.
Efisiensi ini sering kali dilakukan dengan memangkas biaya yang tidak langsung berdampak pada mutu pendidikan, seperti perjalanan dinas atau pengadaan barang cetakan, agar dana dapat dialihkan ke program yang lebih strategis dan tepat sasaran.
Pertimbangan yang matang terkait efisiensi anggaran pendidikan merupakan langkah yang paling fundamental. Jika tidak dikelola dengan baik, kebijakan ini dapat berdampak negatif terhadap akses pendidikan dan mutu pengajaran di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara efisiensi dan investasi pendidikan agar tidak menghambat generasi muda dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas.
Menurut saya kebijakan ini harus dijalankan dengan hati-hati agar tidak mengorbankan efektivitas pendidikan. Pemangkasan anggaran yang tidak tepat bisa mengurangi bantuan beasiswa, operasional sekolah, dan fasilitas pendukung yang sangat dibutuhkan siswa dan mahasiswa, sehingga berpotensi menurunkan akses dan kualitas pendidikan.
Efisiensi yang dilakukan secara tidak jelas akan berdampak negatif bagi jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Oleh : Dwiki Ananta Putra | Mahasiswa Ilmu Hukum, Universitas Jambi
Tinggalkan Balasan